Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang
berhubungan dengan materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda,
baik benda yang diam (statika) maupun benda yang bergerak (kinematika dan
dinamika)
- Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkan
- Dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut.
Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam
perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat
erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala
alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu
gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua
yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan
pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan
cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya. Berdasarkan alasan di atas maka kita perlu
mengetahui sejarah perkembangan mekanika tiap periodisasi sejarah fisika.
Perkembangan mekanika didasarkan
pada perkembangan sejarah fisika yang dikemukakan oleh Richmyer dan
rekan-rekannya tahun 1955 yaitu :
A. Periode I
( Pra Sains. . . sampai dengan 1550 M )
1. Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles merupakan orang pertama pada periode ini yang
mengemukakan cabang mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara
gerak dan gaya yaitu
bidang
dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan dari berbagai
benda yang memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam daya intrinsik
khusus dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan dua jenis gerak yaitu gerak alamiah
(pure motion) dan gerak paksa (violent motion). Menurutnya tiap unsur memiliki
“tempat alamiah” di alam semesta ini seperti di pusat bumi yang dikelilingi
oleh air udara dan api. Dengan cara serupa, tiap unsur memiliki suatu
gerak alamiah untuk bergerak kearah tempat alamiahnya jika ia tidak ada di
sana. Umumnya, bumi dan air memiliki sifat berat, yaitu cenderung bergerak ke
bawah, sementara udara dan api memiliki sifat levitasi, yaitu cenderung
bergerak ke atas. Gerak alamiah ether adalah melingkar, dan ether selalu dalam
tempat alamiahnya. Gerak paksa disebabkan oleh gaya luar yang dikenakan dan
boleh ke sembarang arah. Gerak tersebut akan berhenti segera setelah gaya
dihilangkan.
. Salah satu kekurangan dinamika Aristoteles adalah bahwa
kecepatan sebuah benda akan menjadi tak hingga jika tak ada resistansi terhadap
geraknya. Adalah sukar sekali bagi para penganut aliran Aristoteles (Aristotelian) untuk membayangkan gerak
tanpa resistansi. Memang, kenyataan bahwa gerak seperti itu akan menjadi cepat
secara tak terhingga jika tak ada gesekan dengannya seperti seperti benda yang
bergerak di ruang kosong.
Teori Aristoteles bahwa gerak paksa membutuhkan suatu gaya
yang bekerja secara kontinyu ternyata bisa disangkal dengan memandang gerak
proyektil. Aristoteles mencontohkan pada sebuah anak panah yang ditembakkan
dari sebuah busur akan tetap bergerak untuk beberapa jarak meskipun jelas-jelas
tidak selamanya didorong. busur entah bagaimana memberi suatu “daya gerak”
kepada udara, yang kemudian mempertahankan anak panah tetap bergerak.
Penjelasan ini sangat tidak meyakinkan, dan masalah gerak peluru terus
berlanjut hinga membuat kesal para Aristotelian selama berabad-abad.
2
Archimedes
(287-212 SM)
Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3
SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom
Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan
nama Sisilia. Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa kisah insiden
penemuannya saat dia mandi. Saat itu dia menemukan bahwa hilangnya berat
tubuh sama dengan berat air yang dipindahkan. Dia meloncat dari tempat mandi
dan berlari terlanjang di jalanan Syracuse sambil berteriak “Eureka, eureka!”
(saya sudah menemukan, saya sudah menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan
hukum pertama hidrostatik. Kisah di atas diawali oleh tukang emas yang tidak
jujur dengan mencampurkan perak ke dalam mahkota pesanan Hieron. Hieron curiga
dan menyuruh Archimedes untuk memecahkan problem tersebut atau melakukan
pengujian tanpa merusak mahkota. Rupanya saat mandi tersebut, Archimedes
memikirkan problem tersebut.
Cabang lain mekanika adalah statika. Ia merupakan studi
benda-benda diam karena kombinasi berbagai gaya. Perintis bidang ini adalah
Archimedes. Archimedes adalah juga pendiri ilmu hidrostatika, yaitu studi
tentang keseimbangan gaya-gaya yang mereka kenakan pada benda-benda tegar. Dalam bukunya yang berjudul
“benda-benda merapung” ia menyatakan suatu prinsip terkenal yaitu”benda-benda yang lebih berat dari cairan
bila ditempatakan dalam cairan akan turun ke dasar cairan tersebut. Bila benda
tersebut ditimbang beratnya dalam cairan tersebut akan lebih ringan dari
berat yang sebenarnya, seberat zat cair yang dipisahkannya.”
Sumbangsih lain dari Archimedes yaitu Prinsip-prinsip fisika
dan matematika diaplikasikan oleh Archimedes seperti pompa ulir, untuk
mengangkat air dari tempat yang lebih rendah maupun untuk tujuan perang. Memang
tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu oleh suatu
kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan
batu atau menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika Archimedes yang dapat
dikatakan luar biasa pada zamannya. Kontribusi penghitungan Л (pi) dari
Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para pengikut untuk
meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas lingkaran. Terus memperbanyak
jumlah segi enam untuk menghitung besaran Л (pi) mengilhami para matematikawan
berikutnya bahwa adanya suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana
hal ini mendorong penemuan kalkulus. Archimedes adalah orang yang mendasarkan
penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.
3.
Eratoshenes (273 – 192
SM)
Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi
pada tahun 230 SM. Dia menengarai bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator,
dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur pada hari pertama musim
panas. Eratoshenes mengamati fenomena ini tidak dari rumahnya, dia
menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah mencapai zenith di atas rumahnya
di Alexandria yang berjarak 7° dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah
7/360 atau 1/50 dari lingkaran bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°.
Jarak antara Syene sampai Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut
prakiraan bahwa diameter bumi berkisar:
50x5000 stade = 25.000stade = 42.000Km.
Pengukuran tentang diameter bumi diketahui
adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman kuno juga tidak kalah cerdasnya,
dengan deviasi kurang dari 5%.
0 komentar
Posting Komentar