C. Periode III ( Fisika Klasik 1800 M -1890 (1900 ) M )
1.
Daniel
Bernoulli (1700 M – 1780 M)
Daniel Bernoulli ( 8
Pebruari 1700 – 17 Maret 1782) adalah ilmuwan swiss.
Ahli matematik yang menghabiskan banyak hidunya di Basel, di
mana ia akhirnya meninggal. Keahlian matematikanya untuk diaplikasikan ke
mekanika, terutama ilmu mekanika zat cair (fluida) dan gas. Prinsip Bernoulli
adalah sebuah istilah di dalam mekanika
fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang
bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah
disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang
pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang
lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow)
2. Leonhard Euler ( 1707 M – 1783 M )
Leonard Euler lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia diterima
masuk Universitas Basel tahun 1720 tatkala umurnya baru mencapai tiga belas
tahun. Mula-mula dia belajar teologi, tetapi segera pindah ke mata pelajaran
matematika. Kegeniusan Euler memperkaya hampir segala segi matematika
murni maupun matematika siap pakai, dan sumbangannya terhadap matematika fisika
hampir tak ada batasnya untuk penggunaan.
Euler khusus ahli mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum
umum mekanika, yang telah dirumuskan di abad sebelumnya oleh Isaac Newton,
dapat digunakan dalam jenis situasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali.
Misalnya, dengan menggunakan hukum Newton dalam hal gerak cairan, Euler sanggup
mengembangkan persamaan hidrodinamika. Juga, melalui analisa yang cermat
tentang kemungkinan gerak dari barang yang kekar, dan dengan penggunaan
prinsip-prinsip Newton. Dan Euler berkemampuan mengembangkan sejumlah pendapat
yang sepenuhnya menentukan gerak dari barang kekar. Dalam praktek, tentu saja,
obyek benda tidak selamanya mesti kekar. Karena itu, Euler juga membuat sumbangan
penting tentang teori elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat dapat
berubah bentuk lewat penggunaan tenaga luar.
Pengetahuan modern dan teknologi akan jauh tertinggal
di belakang, tanpa adanya formula Euler, rumus-rumusnya, dan metodenya. Sekilas
pandangan melirik indeks textbook matematika dan fisika akan menunjukkan
penjelasan-penjelasan ini sudut Euler (gerak benda keras); kemantapan Euler
(deret tak terbatas); keseimbangan Euler (hydrodinamika); keseimbangan gerak
Euler (dinamika benda keras); formula Euler (variabel kompleks); penjumlahan
Euler (rentetan tidak ada batasnya), curve polygonal Eurel (keseimbangan
diferensial); pendapat Euler tentang keragaman fungsi (keseimbangan diferensial
sebagian); transformasi Euler (rentetan tak terbatas); hukum Bernoulli-Euler
(teori elastisitis); formula Euler-Fourier (rangkaian trigonometris);
keseimbangan Euler-Lagrange (variasi kalkulus, mekanika); dan formula
Euler-Maclaurin (metode penjumlahan) itu semua menyangkut sebagian yang
penting-penting saja.
3. Hamilton
Jika ditinjau gerak partikel yang terkendala pada suatu
permukaan bidang, maka diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain
yang berperan mempertahankan kontak antara partikel dengan permukaan bidang.
Namun tak selamanya gaya konstrain
yang beraksi terhadap partikel dapat diketahui. Pendekatan Newtonian memerlukan
informasi gaya total yang beraksi pada partikel. Gaya total ini merupakan
keseluruhan gaya yang beraksi pada partikel, termasuk juga gaya konstrain. Oleh
karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat gaya yang tak dapat diketahui,
maka pendekatan Newtonian tak berlaku. Sehingga diperlukan pendekatan baru
dengan meninjau kuantitas fisis lain yang merupakan karakteristik partikel,
misal energi totalnya. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip
Hamilton, dimana persamaan Lagrange yakni persamaan umum dinamika
partikel dapat diturunkan dari prinsip tersebut.
Prinsip Hamilton mengatakan, Dari seluruh lintasan yang
mungkin bagi sistem dinamis untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dalam
interval waktu spesifik (konsisten dengan sembarang konstrain), lintasan nyata
yang diikuti sistem dinamis adalah lintasan yang meminimumkan integral waktu
selisih antara energi kinetik dengan energi potensial.
4. Joseph-Louis
Lagrange
( 1736 M – 1813 M )
Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan
Lagrange dapat diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan energi potensial
partikel tanpa perlu meninjau gaya yang beraksi pada partikel. Energi kinetik
partikel dalam koordinat kartesian adalah fungsi dari kecepatan, energi
potensial partikel yang bergerak dalam medan gaya konservatif adalah fungsi
dari posisi.
Persamaan Lagrange merupakan persamaan gerak partikel
sebagai fungsi dari koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin waktu.
Waktu berpengaruh dalam persaman Lagrange dikarenakan persamaan
transformasi yang menghubungkan koordinat kartesian dan koordinat umum
mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya, persamaan Lagrange ekivalen dengan
persamaan gerak Newton, jika koordinat yang digunakan adalah koordinat
kartesian.
Dalam mekanika Newtonian, konsep gaya diperlukan sebagai
kuantitas fisis yang berperan dalam aksi terhadap partikel. Dalam dinamika
Lagrangian, kuantitas fisis yang ditinjau adalah energi kinetik dan energi
potensial partikel. Keuntungannya, karena energi adalah besaran skalar, maka
energi bersifat invarian terhadap transformasi koordinat. Dalam kondisi tertentu, tidaklah mungkin atau sulit menyatakan
seluruh gaya yang beraksi terhadap partikel, maka pendekatan Newtonian menjadi
rumit atau bahkan tak mungkin dilakukan.
0 komentar
Posting Komentar